SIKSANYA MENANTI...

Jiwa kacau, kacau jiwaku dibuatnya...

Menanti Bulan Jatuh Ke riba!

TERLALU banyak sudah yang dinanti. Menanti satu keputusan yang tak kunjung-kunjung putus. Entah apakah penyudahnya!

            Menanti pendurhaka diheret dan dihukum. Masih menjadi tanda-tanya. Menanti sebuah organisasi dibatal atau diharamkan, pun masih jadi tanda tanya. Menanti si celupar dicilimrerahkan bibir dan lidahnya, cilipun masih belum nampak. Mahal agaknya harga di pasaran.

            Menanti sebuah organisasi haram diharamkan suaranya, namun yang itulah pula yang diangkat dan dipercaya! Memang benarlah tidak salah ibu mengandung.

            Menanti perimis-perimis judi haram disita, peraih nombor-nombor ekor haram dihentak kepalanya, kelab-kelan malam dan pusat-pusat hiburan haram dibakar, namun yang terjadi ia semakin bercambahlah pulak.

            Menanti, pendatang asing jujur menggunakan visa dan pass kemasukannya, namun apa yang berlaku semakin berlambak dan menyemakkan pulak. Bahkan...., ada yang sudah menjadi taukeh!!!

            Penantian masih setia kerana ada suara menteri yang keras dan bertenaga bertempik dihujung tanjung, memutar ligat mesin cetak mencetak akhbar dan melengaskan reporter mengadun ayat. Ataukah itu sekadar suara penyapu baru?

            Seorang pegawai berkata, "tunggulah jika aku berada di tempat itu nanti, tahulah aku macam mana nak mengajar 'mereka'. Yang berlaku, setelah menduduki kerusi empuk itu mulut, kaki dan tangannya pula yang tergari kaku!

            Menanti Melayu kukuh dan padu, alangkah menakutkan jika ia semakin rapuh dan luntur. Ada tanda-tanda mengerikan mereka semakin mudah diperlagadan dipergunakan.

            Menanti melayuku menjadi taukeh dan tuan besar, semakin ramai pula yang menjadi kuli dan penganggur..semakin ramai pula yang layu di tasik madu. Alangkah hibanya, melihat melayuku bertaukehkan Bangla, Indon dan mamat Afrika...

            Menanti melayuku kembali gagah dan digeruni teman dan lawan, alahai....semakin ramai pula si lelaki yang memilih menjadi 'aqua'

            Dan, aku tetap menanti... Menanti beberapa janji ditepati!  

Jagindas: Menanti bulan jatuh keriba... di sini